Hukum dan Dampak Membuat Tato Untuk Kesehatan

Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa suatu hari Umar didatangi oleh perempuan yang bertato, lalu beliau bangun seraya berkata, “Saya menasihatimu dengan nama Allah, siapa diantara kalian yang mendengar hadis dari Rasulullah Saw mengenai tato?” Abu Hurairah kemudian menuturkan sambil berdiri lalu berkata.

“Amirul Mukminin saya mendengarnya.” “Apa yang kamu dengar Abu Hurairah?” tanya Umar. Lalu. Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda,’Janganlah kalian mentato orang lain dan meminta orang lain mentato kalian,’ ” (HR Al-Bukhari dan Nasa`i)

Secara Medis Menurut beberapa dokter spesialis kulit, secara medis tato berbahaya bagi kesehatan, seperti menyebabkan terkena kanker kulit, menimbulkan bintil-bintil pada kulit, alergi, bahkan pada beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi akut. Ini disebabkan oleh racun yang terkandung dalam bahan-bahan yang digunakan dalam mentato tubuh. Terlebih lagi bila pewarna yang digunakan sebenarnya bukan buat tato tetapi untuk keperluan lain seperti cat mobil, atau tinta yang biasa digunakan untuk menulis. Selain itu, proses sterilisasi yang buruk dan kurang higienis, akan memudahkan penyebaran dan penularan virus-virus dan penyakit berbahaya seperti hepatitis, AIDS, dan sipilis. Disamping beresiko bagi kesehatan, kadang kala tato juga berdampak pada kondisi psikologis orang yang ditato, yakni dapat memicu terjadinya perubahan tingkah laku dan kepribadian orang tersebut.

Bahayanya, orang yang ditato tidak mengetahui efek yang timbul dari noda dan warna yang digunakan dalam mentato, karena bahan-bahan tersebut terbuat dari zat-zat yang asing bagi tubuh serta akan terus melekat pada sel-sel kulit sebagai benda asing.